Rabu, 27 Juni 2012

SILIH AGUNG WASESA:


Prinsipnya harus ikhlas
            Nah, pada tulisan kali ini, saya akan berbagi informasi tentang salah satu strategi sukses berbisnis. Di zaman yang semakin maju ini, siapa sih yang gak tertarik untuk berbisnis. Untuk mendalami dunia bisnis, kita perlu banyak-banyak membaca tentang strategi-strategi bisnis orang-orang yang sudah sukses didunianya. Kali ini saya akan berbagi pemikiran Silih Agung Wasesa 2 tahun silam melalui wawancaranya dengan Harry Tanosa untuk majalah Marketing edisi 12/x/Desember 2010.  Beliau mengatakan: “Prinsipnya harus ikhlas”. Lalu bagaimana ya sebenarnya prinsip ikhlas yang Beliau maksud?!
            2 tahun terakhir ini, banyak peristiwa bencana alam seperti gempa dan tsunami hingga gunung meletus menghiasi headline media-media massa di Indonesia. Banyak korban tewas akibat peristiwa tersebut, dan  bagi yang selamat tentu membutuhkan bantuan pertolongan untuk menyambung hidup mereka.
            Tentu saja peristiwa bencana tersebut menimbulkan empati serta kepedulian social dari berbagai pihak. Bagi perusahaan komersial, bentuk kepedulia social tersebut diimplementasikan dalam kegiatan CSR yang umumnya meliputi program kepedulian di bidang kesejahteraan masyarakat, social, dan lingkungan yang terangkum dalam strategi social marketing yang dicanangkan perusahaan.
            Lalu, sejauh manakah kegiatan social marketing yang dilakukan perusahaan-perusahaan saat ini? Bagaimana menyikapi kondisi makin banyaknya perusahaan yang menerapkan strategi tersebut? Untuk lebih jelasnya, berikut petikan wawancara dengan Silih Agung Wasesa dari Managing Partner AsiaPR.
Apa itu social marketing?
            Dalam konteks sebuah perusahaan komersial, social marketing pada intinya adalah bagaimana menjadikan isu-isu social untuk meningkatkan pemasaran atau kinerja merek mereka. Dalam hal ini, ada strategi untuk membangun emotional branding konsumen dengan situasi social yang ada. Seperti Aqua, yang menggunakan strategi social marketing. Sekian rupiah dari penjualan Aqua akan didonasikan untuk member air besih di suatu daerah tertentu.
Sejauh mana kegiatan social marketing sudah dilakukan oleh perusahaan?
            Sebetulnya, sudah banyak kita melihat kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan/lembaga social. Sebagai contoh, kalau kita bicara soal NGO atau LSM. Saat ini mereka sudah sangat professional menggunakan pendekatan social marketing. Mulai dari tanggap bencana seperti di Aceh atau di Padang, dan kemudian di Merapi dan Mentawai. Kita lihat, semuanya sudah didesain sedemikan rupa dengan branding yang bagus.; akses untuk para donator yang ingin menyumbang juga dipermudah, seperti misalnya konsumen sudah bisa menggunakan kartu kredit secara langsung untuk memberikan donasinya. Semua dirancang sehingga memudahkan orang untuk menyumbang dan juga memudahkan orang untuk melihat sejauh mana pemanfaatan sumbangan yang telah diberikan. Akhirnya, hubungan antara donator, LSM ataupun perusahaan pemilik merek, dan orang-orang yang terkena bencana menjadi lebih kuat.
Bagaimana menciptakan kegiatan social marketing menjadi unik di mata konsumen?
            Sebenarnya, inti kegiatan social marketing adalah memberikan solusi atas peristiwa social yang terjadi. Uniknya adalah ketika program itu sudah menjadi sebuah solusi atas situasi-situasi social yang terjadi. Semakin memberikan solusi, akan semakin unik dan dinikmati oleh konsumen.
Sebenarnya output apa yang ingin diraih oleh pemilik brand?
            Output-nya adalah bagaimana mengajak masyarakat untuk berjiwa social. Tapi, outcome-nya adalah ketika masyarakat tertarik, masyarakat akan membeli banyak produk mereka.
Seberapa besar peranan strategi ini dalam penciptaan brand image?
            Sekarang menjadi dominan, terutama di Eropa dan Amerika. Karena masyarakat semakin sadar, dan mereka hanya akan membeli dari perusahaan yang bersahabat dengan lingkungan dan social. Jadi, ketika konsumen melihat sebuah perusahaan cedera secara social, mereka tidak akan membeli produk-produk perusahaan tersebut. Akhirnya, perusahaan-perusahaan harus membuktikan bahwa mereka peduli dan berkontribusi terhadap lingkungan social supaya konsumen mau membeli produk-produk mereka.
Apa saja hambatan dalam menjalankan social marketing?
            Biasanya, hambatan terjadi pada pribadi brand owner-nya. Karena prinsip utama social marketing itu harus tulus. Tapi, banyak brand owner yang mula-mula melakukan pendekatan social marketing, kemudian di ujung mereka melakukan pendekatan profit. Itu tidak salah, cuma saja pada akhirnya ketulusan menjadi tidak kelihatan. Banyak kasus yang terjadi, dan kemudian ujung-ujungnya mereka hanya melakukan kegiatan di sekolah-sekolah, tapi efeknya juga tidak ada.
Kedepannya, bagaimana Anda melihat strategi ini?
            Tantangan ke depan akan semakin kuat. Mau tidak mau, perusahaan harus melakukan social marketing dalam strategi perusahaannya. Karena kesadaran masyarakat kota di kelas menengah dan atas akan merembet ke kelas bawah dan bergerak menjadi tren. Itu harus diantisipasi dari sekarang bagi perusahaan-perusahaan yang belum melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar