Pengertian Karangan Semi Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang
menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa
konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang
dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan
sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan
penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah
yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya
tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat,
novel, roman dan cerpen.
Ciri-Ciri
Karangan Semi Ilmiah/Populer
a. Ditulis
berdasarkan pengalaman pribadi
b. Fakta yang
disimpulkan subyektif
c. Gaya bahasa
formal dan popular
d. Mementingkan
diri penulis
e.
Melebihkan-lebihkan sesuatu
f. Usulan-usulan
bersifat argumentatif, dan
g. Bersifat
persuasif.
Dan
beberapa ciri lainnya adalah
sebagai berikut:
- Emotif :
kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi.
- Persuasif:
penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi
sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
- Deskriptif :
pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
- Kritik tanpa
dukungan bukti.
Perbedaan
Karya Ilmiah dengan Semi ilmiah
“Kecermatan
dalam berbahasa mencerminkan ketelitian dalam berpikir” adalah slogan yang
harus dipahami dan diterapkan oleh seorang penulis. Melalui kecermatan bahasa
gagasan atau ide-ide kita akan tersampaikan. Oleh karena itu, penguasaan bahasa
amat diperlukan ketika Anda menulis.
Bahasa
dalam karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam
resmi yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD/Ejaan Yang Disempurnakan),
kesantunan diksi, kesantunan kalimat, kesantunan paragraph, menggunakan kata
ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami atau kita, memakai kata baku
atau istilah ilmiah, bukan popular, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi,
menghindarkan pemakaian unsur bahasa kedaerahan, dan mengikuti konvensi
penulisan karangan ilmiah.
Terdapat
tiga bagian dalam konvensi penulisan karangan ilmiah, yaitu bagian awal
karangan (preliminaries), bagian isi (main body), dan bagian akhir karangan
(reference matter).
Berbeda dengan
karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah popular dan nonilmiah
melonggarkan aturan, seperti menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan
figurative, menggunakan istilah-istilah yang umum atau popular yang dipahami
oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif seperti pada
karya sastra.
Sebagian
ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan
karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa
karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah
adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam
karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu,
dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin
dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian
istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari
segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan
dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah
agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah
memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan
semiilmiah.
Berikut
Perbandingan Istilah Ilmiah Dan Semi Ilmiah/Popular
Kata Ilmiah
• Metode
• Prosedur
• Sahih
• Fonem
• Populasi
• Stadium
• Karbon
• Produk
• Volume
• Makro
• Paradigma
Kata Populer
• Cara
•
Langkah-langkah
• Sah
• Bunyi
• Penduduk
• Tahapan
• Orang
• Hasil
• Isi
• Besar
• Pandangan
Contoh
Manga, merupakan sebutan untuk komik
di Jepang. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan komik masuk pertama kali ke
Jepang, tetapi pada mulanya komik Jepang adalah peniruan dari film animasi Walt
Disney oleh Ozamu Tezuka (1928-1989) dan merupakan cikal bakal dari komik
Jepang modern. Beliau mengekspresikan gerakan film-film animasi Walt Disney ke
dalam komik Jepang. Karya-karya beliau setelah akhir perang dunia II membuka
era baru untuk komik Jepang
Sumber Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar